BANDUNG - Para peserta SNMPTN 2014 akan ikut ditentukan oleh
kualitas para alumni sekolah asalnya. Itu jadi salah satu variabel baru dalam
penilaian kelulusan SNMPTN.
"Dalam SNMPTN, yang dibutuhkan nilai rapor, tapi bukan
itu satu-satunya. Ada beberapa variabel lain yang digunakan, misalnya
prosentase kakak kelasnya yang diterima ujian tertulis, IPK alumninya di
fakultas yang bersangkutan," kata Ketua Pelaksana SNMPTN 2014, Ganjar
Kurnia, di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu 11 Desember
2013 malam.
Hal itu dilakukan agar para peserta SNMPTN yang dinyatakan
lulus benar-benar berkualitas. Pada saat yang sama, sekolah secara tidak
langsung dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah dan siswanya.
Dijelaskan Ganjar, hal serupa dilakukan Universitas
Padjadjaran (Unpad) dalam penerimaan mahasiswa barunya melalui proses SNMPTN.
Dari variabel penilaian 'para senior', Unpad bisa mengetahui kualitas sekolah
peserta SNMPTN.
Di Unpad, kualitas alumni salah satu SMA benar-benar jadi
penilaian. Salah satu yang dinilai adalah IPK ketika mahasiswa lulus.
"Kita menelusuri IPK alumninya yang diterima di Unpad itu rata-rata
IPK-nya berapa," jelasnya.
IPK mahasiswa itu kemudian diakumulasikan dengan IPK para
para mahasiswa Unpad dari lulusan SMA yang sama. "Kita gunakan nilai-nilai
tersebut sehingga nanti kita akan mendapatkan satu nilai yang menggambarkan
sekolah, posisi sekolah, dan juga kemampuan anaknya itu sendiri," tutur
Ganjar.
Dalam penilaian seleksi SNMPTN, ada lima variabel yang
dipertimbangkan untuk menentukan kelulusan peserta. Pertama meliputi tiga
indeks atau faktor yaitu siswa, sekolah, dan wilayah. Kedua indeks siswa dengan
indikator nilai rapor, kelengkapan nilai rapor, pencapaian nilai pelajaran
dibanding kriteria ketuntasan minimal, nilai ujian nasional, dan prestasi
lainnya.
Ketiga, indeks sekolah dengan indikator nilai rata-rata
ujian nasional, nilai SBMPTN alumnya, akreditasi sekolah, serta jumlah siswa
yang diterima di PTN melalui jalur SBMPTN dan SNMPTN tahun sebelumnya. Penilaian
keempat adalah indeks wilayah dengan mempertimbangkan azas pemertaan. Terakhir,
kebijakan sistem penilaian lokal diserahkan kepada masing-masing PTN.