12_Rabi_ul_Awwal_1435_Hijriah
APRILIANSYAH
Senin, 13 Januari 2014
Senin, 30 Desember 2013
IPK Seniornya Jeblok, Peserta SNMPTN Terancam Tak Lulus
BANDUNG - Para peserta SNMPTN 2014 akan ikut ditentukan oleh
kualitas para alumni sekolah asalnya. Itu jadi salah satu variabel baru dalam
penilaian kelulusan SNMPTN.
"Dalam SNMPTN, yang dibutuhkan nilai rapor, tapi bukan
itu satu-satunya. Ada beberapa variabel lain yang digunakan, misalnya
prosentase kakak kelasnya yang diterima ujian tertulis, IPK alumninya di
fakultas yang bersangkutan," kata Ketua Pelaksana SNMPTN 2014, Ganjar
Kurnia, di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu 11 Desember
2013 malam.
Hal itu dilakukan agar para peserta SNMPTN yang dinyatakan
lulus benar-benar berkualitas. Pada saat yang sama, sekolah secara tidak
langsung dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah dan siswanya.
Dijelaskan Ganjar, hal serupa dilakukan Universitas
Padjadjaran (Unpad) dalam penerimaan mahasiswa barunya melalui proses SNMPTN.
Dari variabel penilaian 'para senior', Unpad bisa mengetahui kualitas sekolah
peserta SNMPTN.
Di Unpad, kualitas alumni salah satu SMA benar-benar jadi
penilaian. Salah satu yang dinilai adalah IPK ketika mahasiswa lulus.
"Kita menelusuri IPK alumninya yang diterima di Unpad itu rata-rata
IPK-nya berapa," jelasnya.
IPK mahasiswa itu kemudian diakumulasikan dengan IPK para
para mahasiswa Unpad dari lulusan SMA yang sama. "Kita gunakan nilai-nilai
tersebut sehingga nanti kita akan mendapatkan satu nilai yang menggambarkan
sekolah, posisi sekolah, dan juga kemampuan anaknya itu sendiri," tutur
Ganjar.
Dalam penilaian seleksi SNMPTN, ada lima variabel yang
dipertimbangkan untuk menentukan kelulusan peserta. Pertama meliputi tiga
indeks atau faktor yaitu siswa, sekolah, dan wilayah. Kedua indeks siswa dengan
indikator nilai rapor, kelengkapan nilai rapor, pencapaian nilai pelajaran
dibanding kriteria ketuntasan minimal, nilai ujian nasional, dan prestasi
lainnya.
Ketiga, indeks sekolah dengan indikator nilai rata-rata
ujian nasional, nilai SBMPTN alumnya, akreditasi sekolah, serta jumlah siswa
yang diterima di PTN melalui jalur SBMPTN dan SNMPTN tahun sebelumnya. Penilaian
keempat adalah indeks wilayah dengan mempertimbangkan azas pemertaan. Terakhir,
kebijakan sistem penilaian lokal diserahkan kepada masing-masing PTN.
Rabu, 25 Desember 2013
Pemkab Musirawas Serahkan 1.298 PNS ke Muratara
MURATARA – Sebanyak 1.298 pegawai negeri sipil (PNS) yang selama ini mengabdi dilingkungan Pemkab Musirawas, secara resmi diserahkan ke Pemkab Musirawas Utara (Muratara). Penyerahan PNS ini dilakukan langsung oleh Bupati Musirawas H Ridwan Mukti dan diterima oleh Penjabat Bupati Muratara H Akisropi Ayub, berlangsung di gedung Auditorium Pemkab Musirawas, Kamis (5/12/2013).
Bupati Musirawas H Ridwan Mukti saat penandatanganan berita acara penyerahan PNS tersebut mengatakan, proses penyerahan PNS cukup panjang. Itu setelah melalui pembahasan dan diseleksi oleh tim. “Insyaallah, PNS yang diserahkan ini adalah PNS terbaik, terlatih dan teruji, serta berkomitmen untuk membangun Muratara,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Muratara H Akisropi Ayub meminta kepada seluruh PNS yang sudah diserahkan oleh Pemkab Musirawas ke Pemkab Muratara, agar dapat bekerja keras dan secara bersama-sama untuk percepatan pembangunan Muratara. Apalagi, Muratara
sebagai daerah baru dengan segala sesuatu yang belum memadai, maka
tanpa adanya keseriusan dan kerja keras, pembangunan akan berjalan
lambat.
“Saya juga mengucapkan terima kasih dan salam hormat kepada Bupati Musirawas yang telah menyerahkan personilnya,” katanya.
Dua Artefak di Musirawas Hilang Misterius
MUSIRAWAS - Dua artefak cagar budaya yang disimpan di Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, diduga hilang misterius. Tak ada perubahan pada tempat penyimpanan apalagi kerusakan.
"Dua cagar budaya yang hilang adalah patung gajah berlapis emas dan
tombak Tunggul Wulung," kata petugas Dinas Budaya dan Pariwisata Musirawas Adi, Kamis (26/12/2013). Adi bertutur, kedua artefak yang hilang ditemukan di Desa G1 Mataram
yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Tugumulyo. Lokasi tersebut dulu
adalah areal perkantoran Belanda ketika membangun jaringan irigasi
teknis sekitar tahun 1940-an.
Informasi dari keluarga penemu kedua artefak, tutur Adi, barang-barang tersebut dapat kembali sendiri ke lokasi tempat awal ditemukan. Menurut Adi informasi itu didukung pula oleh para ahli yang meyakini memang keduanya tak hilang dicuri.Meski ada informasi tersebut, Dinas Budaya dan Pariwisata Musirawas tetap kerepotan dan kebingungan. Bagaimana pun mereka tetap terancam hukum dengan hilangnya kedua artefak.
Penyelidikan petugas dinas tersebut mendapatkan kedua benda beberapa
kali muncul sendiri ke tempat penyimpanan untuk kemudian hilang lagi.
Kotak penyimpanan bahkan selimut pelapis kotak tak pernah berubah setiap
kali kedua benda itu menghilang. Kunci kotak juga tak terlihat rusak
dengan pintu kotak tak terbuka.
Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, Dinas Budaya dan Pariwisata Musirawas menyarankan warga yang menemukan kedua artefak untuk segera menyerahkannya ke pemerintah.Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Budaya dan Pariwisata Musirawas, Hamam Santoso, tak menampik soal kemisteriusan kedua artefak itu. "Memang dua benda itu, terutama tombak tunggul Wulung, hilang misterius. Hingga saat ini keberadaannya tidak diketahui dengan pasti," aku dia.
Selasa, 10 Desember 2013
Mengenal lebih dekat Ka Kwarnas yang baru
Adhyaksa Dault , lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, 7 Juni 1963.
Adhyaksa Dault merupakan suami dari Drg. Mira
Arismunandar, sebelumnya pernah bekerja bekerja sebagai penasehat
hukum. Namun kemudian melanjutkan pendidikan ke Program Magister
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).
Dan selanjutnya berhasil meraih gelar Doktor (S3) Jurusan Teknik Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2007.
Ayah
dari Umar Adiputra Adhyaksa dan Fakhira Putri Maryam Adhyaksa ini
dikenal aktif berorganisasi. Tahun 1987 sampai 1988, ia dipercaya
menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum USAKTI dan pada tahun yang
sama ia dipercaya menjadi Ketua Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia
(ISMAHI) Korwil DKI Jakarta. Jabatan Ketua Lembaga Pengkajian Keadilan
dan Demokrasi Indonesia (LPKDI) diamanahkan kepadanya dari tahun 1999
hingga 2002. Begitupun sebagai Ketua Ikatan Penasehat Hukum Indonesia
(IPHI) Jakarta diembannya dari tahun 1999 sampai 2004, Selanjut dia
pernah juga dipercaya menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite
Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) tahun 1999 sampai 2002. Kemudian
menjadi Ketua Umum Majelis Pemuda Indonesia (MPI) tahun 2003 sampai
2006. Disamping itu ia juga dipercaya sebagai Ketua Badan Pengawas YPI
Al Azhar periode 2007-2012.
Pada
tanggal 27 Agustus 2009, Adhyaksa Dault, yang waktu itu calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera yang dipastikan
terpilih dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah, mendatangi kantor Komisi
Pemilihan Umum untuk mengajukan pengunduran diri sebagai calon
legislator.
Setelah
selesai menjalankan tugas sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Kabnet
Indonesia bersatu Jilid 1 periode 2004 - 2009, Adhyaksa Dault
mengabdikan dirinya kembali kepada dunia pendidikan dengan kembali
mengajar sebagai Dosen Program Doktor Manajemen Sumberdaya Pantai-Universitas Diponegoro dan menjadi Kandidat
Guru Besar pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Diponegoro . Selain mengajar, tugas yang diemban Adhyaksa Dault menjadi
Komisaris Independen PT.BRI.Tbk, sejak tahun 2010 sampai sekarang. Di
sela-sela kesibukannya, Adhyaksa Dault juga beraktivitas sebagai Ketua
Umum VANAPRASTHA, yaitu suatu wadah dari para Penggiat Alam Terbuka dan
Aktivis Lingkungan yang berdiri sejak 1976. Dan salah satu program yang
merupakan ide kreatif seorang Adhyaksa Dault sebagai penggiat alam
terbuka dan Aktivis lingkungan dimana sampai sekarang program tersebut
masih berlangsung adalah PIP3D ( Promosi Indonesia Pada - Pada Puncak
Dunia). Program ini memadukan berbagai macam unsur kegiatan seperti
Ekspedisi Pendakian, Touring Sepeda, Talkshow dan Dialog Interaktif
sambil mempromosikan pariwisata Indonesia di manca negara. Pada tahun
2011 kemarin Adhyaksa Dault beserta team yang dipimpinnya berhasil
melakukan Ekspedisi Pendakian di Mount Blanc - Prancis, touring sepeda
mengelilingi sebagian Eropa Barat serta melakukan Talk show dan dialog
interaktif di 2 Negara Eropa, Prancis dan Belanda.
Riwayat sekolah :
· SD Islam Al-Azhar Jakarta, tahun 1972 s.d 1977
· SMP Al-Azhar Jakarta, tahun 1977 s.d 1980
· SMA Negeri 3 Jakarta, tahun 1980 s.d 1983
· Universitas Trisakti, Sarjana, Fakultas Hukum, tahun 1984 s.d 1989
· Universitas Indonesia, Magister, Pembangunan Masyarakat Jurusan Sosiologi, FISIP, 1997 s.d 1999
· Institut Pertanian Bogor, Doktor, Jurusan Teknik Kelautan, tahun 2007
· Kandidat Guru Besar pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Diponegoro
Pengalaman Organisasi :
· Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum USAKTI periode tahun 1987 s.d 1988.
· Ketua Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia (ISMAHI) Korwil DKI Jakarta thn 1987 s.d 1988.
· Ketua Lembaga Pengkajian Keadilan dan Demokrasi Indonesia (LPKDI) tahun 1999 s.d sekarang.
· Ketua Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI) Jakarta, tahun 1999 s.d 2004.
· Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI),1999 s.d 2002.
· Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Garda Muda Merah Putih (DPN GMMP) tahun 2001 s.d 2006.
· Ketua Umum Majelis Pemuda Indonesia, periode tahun 2003 s.d 2006.
· Ketua Umum Vanaprastha (Penggiat Alam Terbuka & Aktivis Lingkungan) periode 2010 – 2013
· Pelatih Utama perguruan Pencak Silat Al Azhar Seni Bela Diri. tahun 2007 - sekarang.
· Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka 2013 – 2018
Adhyaksa Dault Terpilih Jadi Ketua Kwarnas
Kupang
- Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault memenangi pemilihan
Ketua Kwartir Nasional Pramuka periode 2013-2018 di Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Kamis, 5 Desember 2013. Adhyaksa unggul atas tiga calon
lainnya, yakni Eris Herhanto, Jana Anggadireja, dan Nanan Soekarna.
Seusai
pemilihan, Adhyaksa berjanji melanjutkan program kerja dari ketua
sebelumnya, Azrul. "Tiga bulan pertama, kami akan konsolidasi
organisasi," katanya. Adhyaksa unggul dengan 17 suara pada pemilihan yang diikuti 34 kwartir daerah Pramuka se-Indonesia.
Posisi kedua ditempati Jana Anggadireja dengan 15 suara. Sedangkan Eris
Haryanto dan Nanan Sukarna hanya meraih masing-masing satu suara.
Adhyaksa akan melakukan pembenahan pada dua aspek, yakni aturan dan sumber daya manusia (SDM). "Aturan mainnya bagus, tapi tidak didukung SDM yang baik, percuma saja, dan sebaliknya," katanya.Dia
berjanji akan menggalang anak-anak muda untuk bergabung sebagai anggota
pramuka karena pramuka ke depan harus dibuat sebagai wadah anak muda.
Apalagi, pramuka telah miliki televisi dan radio. "Pramuka harus bisa terjun dan berperang di dunia informasi," katanya.
Dia berjanji membuat program-program yang bisa menjawab kebutuhan
anak-anak muda karena anak muda sudah mulai tidak menyukai
kegiatan-kegiatan seperti ini. Adhyaksa mengajak seluruh anak muda untuk
bergabung dengan pramuka dalam pembentukan karakter sehingga bisa
menjadi pemimpin pada masa yang akan datang.
Kamis, 21 November 2013
Pulau Enggano
Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu,
dan merupakan satu kecamatan. Pulau ini berada di sebelah barat daya
dari kota Bengkulu dengan koordinat 05° 23′ 21″ LS, 102° 24′ 40″ BT.
Secara geografis, Pulau Enggano berada di wilayah Samudera Indonesia yang posisiastronomisnya terletak pada 05°31'13 LS dan 102°16'00
BT. Secara administratif,Pulau Enggano termasuk dalam wilayah Kabupaten
Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.Enggano merupakan sebuah kecamatan di
Kabupaten Bengkulu Utara dengan pusatpemerintahan berada di Desa Apoho.
Luas wilayah Pulau Enggano mencapai 400,6km² yang terdiri dari enam
desa yaitu Desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana,dan Kahyapu.
Kawasan Enggano memiliki beberapa pulau-pulau kecil, yaitu Pulau
Dua,Merbau, Bangkai yang terletak di sebelah barat Pulau Enggano, dan
Pulau Satu yangberada di sebelah selatan Pulau Enggano. Jarak Pulau
Enggano ke Ibukota ProvinsiBengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut,
sedangkan jarak terdekat adalah ke kotaManna, Bengkulu Selatan sekitar
96 km atau 60 mil laut.Pulau Enggano tersusun oleh perbukitan
bergelombang lemah, perbukitan karst,daratan dan rawa. Perbukitan
bergelombang terdapat di daerah tenggara, ketinggianantara 170-220
meter, sedangkan perbukitan karst yang mempunyai ketinggian
antara100-150 meter terdapat di bagian barat laut, menunjukkan morfologi
yang khas dandidominasi oleh batu gamping. Di bagian utara terutama
daerah pantai merupakandataran rendah alluvial yang berawa-rawa dengan
ketinggian 0-2 meter.
Bentuk permukaan tanah di Pulau Enggano secara umum dapat dikatakan
cukup datar hinggalandai, dengan sedikit daerah yang agak curam. Pada
bagian timur pulau lebih datar dari pada bagian barat. Secara
proporsional dapat dikatakan 63,39% dari pulau inimempunyai kemiringan
landai (0-8%), 27,95% agak miring (8-15%) dan sisanya daerahmiring
sampai terjal (15-40%). Berdasarkan klasifikasi tanah, kawasan daratan
PulauEnggano didominasi oleh jenis tanah kambisol, litosol, dan
alluvial. Selain itu, tanah diPulau Enggano memiliki tekstur lempeng
berliat.
Di wilayah Pulau Enggano mengalir beberapa sungai dimana secara umum
airnyadipengaruhi musim. Pada musim hujan debit air sungai tinggi,
sebaliknya pada musimkemarau debit air rendah. Sungai-sungai tersebut
antara lain Sungai Kikuba, SungaiKuala Kecil, Sungai Kuala Besar, Sungai
Kahabi, Sungai Kinono, dan Sungai Berhawe.Beberapa sungai kecil lainnya
antara lain Sungai Kaay, Sungai Kamamum, SungaiMaona, dan Sungai Apiko.
Karakteristik pantai yang terdapat di Pulau Enggano dapat
dikategorikan dalam 5 (lima)tipe utama yaitu pasir berlumpur, pasir,
pasir berkarang, pasir karang berlumpur, danpantai karang berbatu.
Karakteristik pantai di Pulau Enggano erat kaitannya dengankeberadaan
ekosistem terumbu karang dan mangrove. Tipe pantai pasir berlumpur
ditemukan di Kahyupu, Tanjung Harapan, dan muara Sungai Banjarsari
sampai TelukBerhau. Tipe pantai pasir berkarang terdapat di Kaana dan
Meok, sedangkan tipepantai pasir karang berlumpur ditemui di Malakoni
dan Banjarsari. Pantai karangberbatu dijumpai di bagian timur Pulau
Enggano.Pulau Enggano beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh
laut. Curah hujanpada bulan kering masih di atas 100mm. Bulan kering
biasanya terjadi pada bulan Junidan Juli. Bulan basah kadang mencapai
lebih dari 400mm per bulannya. Suhu udararata-rata setiap harinya
berkisar antara 27,8ºC dengan suhu terendah 23,2ºC dantertinggi 34ºC.
Kelembaban nisbi umumnya di atas 80% dengan variasi terendah 78%dan
tertinggi 96%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Pulau Enggano
kelembabanudara relatif tinggi sepanjang tahun. Angin dominan terbagi
dalam dua musim, yaituangin musim barat (terjadi pada Bulan September
sampai Januari) dan angin musim tenggara (bulan april).
Langganan:
Postingan (Atom)